Tepat pada peringatan Jumat Agung, 22 April, sepakbola Belanda dan internasional berduka atas wafatnya Wiel Coerver, peletak dasar metode kepelatihan yang dipakai hampir seluruh akademi sepakbola usia dini di setiap penjuru dunia.
Indonesia beruntung pernah mengenal tangan dingin Coerver pada pertengahan 1970-an. Setahun setelah membawa Feyenoord Rotterdam menjuarai Piala UEFA 1974, Coerver menyanggupi tawaran PSSI di bawah Ketua Umum Bardosono untuk menangani tim Merah-Putih. Salah satu tugas Coerver waktu itu adalah menghadapi kualifikasi Olimpiade Montreal 1976. Apalagi, saat itu Indonesia baru kembali ke pentas internasional setelah dijatuhi sanksi larangan tampil selama 16 tahun akibat memboikot pertandingan kualifikasi Piala Dunia 1958 melawan Israel.
Perjalanan Coerver menangani Indonesia penuh liku. Sang pelatih harus pandai-pandai bersiasat dengan manajemen sepakbola tanah air yang berbeda jauh dengan budaya negara asalnya. Seperti yang dicatat Tempo edisi 1975, Coerver tak segan beradu pendapat dengan Bardosono tentang pemilihan pemain. Coevrer bukanlah pelatih Indonesia lain yang bersedia "membungkuk-bungkuk asal bapak senang".
Ketika Indonesia kalah 1-0 menghadapi tim asal Austria, Voets Linz, dalam sebuah pertandingan uji coba tim pra-Olimpiade, Desember 1975, ketua dewan penasehat Maladi dan ketua Badan Tim Nasional Pardede turun ke pinggir lapangan untuk meminta seorang pemain, Waskito diganti, tapi Coerver menanggapinya dengan ringan. "Itu urusan saya," cetusnya.
Coerver juga dikenal sangat membela hak para pemainnya, baik ketika berkiprah di Eropa maupun di Indonesia. Ketika agenda uji coba timnas diubah PSSI secara mendadak usai kekalahan melawan Linz, Coerver tampak berat menerimanya karena sudah terlanjur memberi libur dua hari penuh kepada para pemain. Selama berlangsung pemusatan latihan di Salatiga, Coerver membagi rata hasil penjualan karcis dari pertandingan uji coba kepada 40 pemain anggota seleksi.
Asisten pelatih Ilyas Hadede pernah mengungkapkan, Coerver berhasil "memaksa" Bardoson menandatangani kesepakatan bonus untuk para pemain. Setiap kemenangan dinilai Rp70 ribu, imbang Rp50 ribu, dan kalah Rp25 ribu. Untuk final, timnas mendapat bonus kemenangan Rp2,5 juta sedangkan kalah Rp1 juta. Bahkan Coerver menggagas terbentuknya "Dewan Pemain", terdiri dari Iswadi Idris, Risdianto, Junaedi Abdillah, Oyong Liza, dan Ronny Pattinasarani, untuk menyuarakan pendapat pemain kepada para pengelola sepakbola.
"Kedua kaki para pemain adalah periuk nasi hari ini dan jaminan mereka di hari tua," demikian ujarnya suatu ketika.
Sikap tersebut tak lepas dari kecaman kalau Coerver "merusak" pemain dengan uang dan mengabaikan nasionalisme. Tetapi, seperti sejak awal kedatangannya, Coerver hanya berupaya memperkenalkan profesionalisme dalam sepakbola Indonesia. Pelatih memiliki tugas dan tanggung jawab penuh terhadap tim yang ditangani tanpa intervensi sekalipun dari orang tertinggi otoritas sepakbola tertentu, serta pemain merupakan sendi utama dari industri sepakbola.
Coerver juga menggagas penyelenggaraan turnamen segitiga antara Indonesia dan dua raksasa Eropa, Manchester United dan Ajax Amsterdam. Indonesia sukses membendung United 0-0, tetapi kalah 4-1 dari Ajax. Wakil Belanda itu akhirnya sukses menjadi yang terbaik setelah mengalahkan United, 3-2.
Namun, Coerver tersandung saat ujian tahap akhir. Di depan 120 ribu pendukung yang memenuhi Stadion Gelora Bung Karno Senayan, Indonesia kalah dramatis dari Korea Utara dan gagal melangkah ke Olimpiade 1976. Tidak hanya hati masyarakat Indonesia yang hancur, tetapi juga Coerver. Kontraknya berakhir Mei 1976 dan tidak ada sinyal positif dari PSSI untuk memperbaharuinya.
Artikel Terkait:
- Klasemen Liga Super Indonesia
- MU pamer trofi BPL di Indonesia
- Pemain Terbaik Liga Indonesia
- Manado United Tidak Dapat Menaikkan Poin Persibo di LPI
- Hasil Pertandingan LPI terbaru april 2011
- Persib 2 vs Persipura 2 - Kecewa di Akhir Laga
- FIFA Tegas Larang Mantan Napi Pimpin PSSI
- Hasil dan Klasemen Sementara Piala Asia 2011
- Futsal Pra Piala Asia Kanguru Bikin Garuda Menggelepar
- Daftar Klasemen ISL (Indonesia Super League)
- Tim Maluku-Belanda Yakin Kalahkan Timnas
- Pertandingan Piala Asia 2011 dan Jadwal Siaran Langsung RCTI Piala Asia 2011
- Data Persibo Bojonegoro
- Hasil LPI Kemarin (05/03) - Klasemen Sementara LPI
- Kongres Pertama PSSI di Surabaya
- Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia di Pra Piala Asia 2011
- Pelatih baru Timnas Indonesia
- Rapor Merah untuk Pelajaran Science bagi Sepak Bola Nasional
- Nurdin: Demonstrasi Rekayasa dan Bayaran
- Klasemen Liga Indonesia
- Jadwal dan Hasil Pertandingan Persibo
- Safee Sali Resmi Perkuat Pelita Jaya
- Tim Nasional U-23 Indonesia berhasil mengalahkan Timnas U-23 Hongkong pada partai persahabatan, Rabu, 9 Februari 2011
- Persibo kembali tertahan,Minta wasit lebih tegas